Pandemi COVID-19 yang masih berlangsung saat ini telah 'memisahkan' anak-anak rutinitas harian biasanya. Tanpa disadari, ini juga lama-kelamaan memengaruhi kesehatannya, lho. Nah, bagaimana cara menjaga kesehatan anak selama pandemi? Selain memperkenalkan anak pada gaya hidup sehat, orang tua juga perlu memberikan contoh. Dengan begitu, anak bisa lebih mudah meniru dan beradaptasi.
Nah, berikut cara menjaga kesehatan anak selama pandemi yang bisa dicoba:
1. Biasakan anak menerapkan protokol kesehatan
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), membiasakan anak melakukan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 sangat penting. Ini merupakan cara menjaga kesehatan anak yang utama.
Termasuk di antaranya membiasakan anak mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.
Cuci tangan
Ajarkan anak mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik. Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan hand sanitizer yang mengandung setidaknya minimal 60 persen alkohol. Beri contoh dengan menggosok seluruh permukaan tangan, termasuk telapak dan punggung tangan. Bilas sampai bersih, lalu keringkan dengan sempurna.
Memakai masker
Beri pengertian pada anak tentang aturan memakai masker jika harus bepergian keluar rumah, terutama di tempat umum. Selain itu, pastikan juga anak memakai masker dengan benar dan aman. Beberapa anak mungkin merasa sulit dan enggan memakai masker. Jika si Kecil termasuk yang demikian, berikan contoh dan beri pengertian, tetap bersabar sampai ia bisa memahaminya ya, Bunda.
Hindari kerumunan
Saat harus pergi keluar rumah, biasakan anak untuk menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Utamanya jika berada dekat orang lain yang tidak tinggal serumah dan sedang sakit.
2. Kontrol kesehatan anak secara berkala
Selama pandemi, jangan lupa selalu pantau kondisi anak. Ini juga menjadi cara menjaga kesehatan anak yang efektif.
Misalnya, tetap jangan lewatkan jadwal vaksinasi rutin anak, bahkan selama pandemi COVID-19. Yang penting, persiapkan kunjungan anak ke layanan kesehatan sejak awal. Sebelum berangkat, hubungi penyedia layanan kesehatan anak untuk membuat janji temu. Ini untuk menghindari lamanya antre. Pastikan juga rumah sakit atau klinik yang Bunda datangi memiliki prosedur untuk memisahkan ruang tunggu, antara pasien sehat dan pasien yang sedang berobat karena sakit.
3. Bantu anak tetap aktif secara fisik
Cara menjaga kesehatan anak lainnya selama pandemi yakni tetap mengajaknya olahraga. Dengan demikian, anak tetap aktif secara fisik, Bunda.
Jika tak ada lapangan yang tersedia di dekat rumah, jangan ambil risiko untuk pergi ke sarana olahraga yang ramai. Aktivitas fisik bisa dilakukan di rumah, kok. Misalnya dengan bermain lompat tali, bermain permainan tradisional di teras, atau senam aerobik mengikuti dari video yang tersedia di media sosial.
4. Jalin hubungan sosial dengan teman
Pandemi membuat anak seakan putus hubungan sosial karena tak bisa bertemu teman-teman dan anggota keluarga lain. Ini juga bisa membuat psikis anak terganggu lho, Bunda. Maka dari itu, sesekali ajak ia melakukan video call dengan teman atau anggota keluarga lain.
5. Perhatikan risiko stres pada anak
Pandemi COVID-19 dapat membuat stres tak hanya pada orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Biasanya ini terjadi karena rasa bosan. Jadi, jangan lupa berikan perhatian lebih dengan mengajaknya bermain dan melakukan aktivitas baru bersama-sama, ya.
6. Jaga asupan nutrisi anak
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI, asupan makanan pada anak sangat penting dalam menjaga kesehatan imunnya. Terutama pola makan dengan komposisi gizi yang tepat dari segi jumlah, jenis dan frekuensinya. Ini akan memperbaiki status gizi anak, sehingga memperkuat benteng imunitas tubuh dan membantu menangkal infeksi virus.
Pemberian nutrisi selama masa pandemi harus mencakup asupan makronutrien yakni karbohidrat, protein, dan lemak. Tak lupa juga mikronutrien meliputi mineral seperti zinc, zat besi, kalsium, asam folat, serta vitamin seperti vitamin A, C, D, E, B6, B12, yang cukup dan seimbang. Sumber-sumber mikronutrien tersebut sebagian besar dapat diperoleh dari protein hewani, seperti daging ayam, hati ayam, daging sapi, ikan, telur dan produk susu. Selain itu, kebersihan seluruh permukaan yang kontak dengan makanan dan alat pengolahannya juga perlu diperhatikan supaya tidak menjadi sumber penularan penyakit
sumber: situs resmi IDAI, idai.or.id.